"Dasar Muka Dua!" Nyatanya, Kita Semua Serupa.

We all live in a cruel world! 

Begitu kata orang-orang. Dunia ini memang kejam, tak ada orang yang mampu secara utuh menilai orang lain. Semakin dewasa, semakin banyak pula orang di sekitar kita yang memiliki beragam wajah. Ya beragam, banyak macamnya, bukan hanya 'muka dua' tapi bisa jadi banyak.

Dan semakin bertambahnya umur, semestinya kita semakin paham bahwa memiliki banyak wajah tidak melulu menjadi hal yang negatif. Ketika kuliah kita pasti ketemu banyak teman baru, setelah lulus semakin bertemu orang di lingkungan baru, bertemu bos baru, bahkan bisa jadi ada dari kamu yang sudah bertemu keluarga baru (read: besan maksudnya!).

Dengan keadaan seperti itu maka semakin paham pula kita, bahwa menyembunyikan ekspresi tertentu adalah keharusan ketika menghadapi orang dengan sifat atau keadaan tertentu. Bayangkan saja, bagaimana jadinya jika kita langsung menunjukkan ekspresi tidak suka kita dengan ide 'cemerlang' atasan kita saat ia presentasi? Ia mungkin akan dengan senang hati mengomelimu setelah itu. Atau, saat temanmu dengan riangnya menujukkan hasil karyanya dan meminta pendapatmu? Ia mungkin akan langsung patah hati dan tidak bersemangat lagi akan karyanya.

Ya, kamu memang punya hak untuk berekspresi dan bependapat. Tapi ingat, orang lain juga memiliki hak untuk tidak sakit hati.

Tapi semua itu kembali lagi kepada pilihan diri masing-masing. Coba lihat kembali dirimu! Lihat kembali sekelilingmu! Apakah benar begitu? Apakah perlu seperti itu? Siapa yang kamu puja? Apakah Ego kita  atau Hati kita?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukisan Renoir dalam Drama Korea "She Was Pretty"